Kamis, 14 Juli 2011

Budidaya Kepiting Bakau

Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu jenis komoditas perikanan yang potensial untuk dibudidayakan. Kepiting bakau banyak dijumpai di perairan payau yang banyak ditumbuhi tanaman mangrove. Kepiting bakau sangat disenangi oleh masyarakat mengingat rasanya yang lezat dengan kandungan nutrisi sejajar dengan crustacea yang lain seperti udang yang banyak diminati baik dipasaran dalam negeri maupun luar negeri.

Potensi pasar yang cukup besar memberi peluang bagi pengembangan budidaya kepiting bakau secara lebih serius dan komersial. Disisi lain produksi kepiting selama ini secara keseluruhan masih mengandalkan tangkapan dari alam, sehingga kesinambungan produksinya tidak dapat dipertahankan.

Kepiting bakau dapat dipelihara secara terus menerus sepanjang tahun, karena ketersediaan benih di alam saat ini cukup banyak juga lahan tambak pembesaran dapat disiapkan dengan mudah dan cepat.
Diversifikasi usaha budidaya kepiting bakau di tambak akan menambah lapangan usaha dan mengoptimalkan potensi lahan tambak yang idle serta dapat menyerap tenaga kerja, sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat pembudidaya.


KONSTRUKSI TAMBAK
Tambak kepiting harus mempunyai konstruksi yang berorientasi pada faktor lingkungan yang mendukung kehidupan dan pertumbuhan secara normal, sehingga efisiensi pemanfaatan lahan dan waktu saat pemeliharaan. Secara prinsip, bangunan tambak harus kuat & kedap air.


A. Pematang B. Pintu Air C. Pari/Caren D. Mangrove E. Saluran Pasang- surut bebas Mangrove
Gambar 1. Tata Letak Tambak
Untuk mencegah agar kepiting tidak melarikan diri dari petak pemeliharaan dan mencegah masuknya hama dari luar dibuat karamba bambu atau kurungan. Setiap unit kurungan dibangun dengan ukuran 2 m x 1 m x 0,2 m hingga membentuk kare yang ditancapkan. Karamba dipasang pada saluran tambak dengan kedalaman air kurang-lebih 30 cm.



TEKNIK BUDIDAYA
Persiapan Tambak : Pengolahan tanah dasar ditujukan memperbaiki mutu/kualitas tanah untuk mengingkatkan daya dukung lahan. Kegiatan yang dilakukan meliputi pembalikan, penjemuran, pencucian dan pengapuran. Pembalikan tanah bertujuan untuk mempercepat proses penguraian bahan organik dan gas-gas beracun, yang dilakukan dengan mencangkul/membajak dengan kedalaman ± 20 – 30 cm. Penjemuran bertujuan untuk mereduksi bahan organik dan gas-gas beracun yang dilakukan dengan sinar matahari hingga warna tanah coklat alami. Lama penjemuran selama 5 – 7 hari. Pengapuran bertujuan memperbaikii dan menstabilkan pH tanah hingga kisaran normal (pH 7 – 8). Jenis kapur yang digunakan harus sesuai dengan jenis tanah dasar setempat


PEMELIHARAAN
Pemilihan dan Penebaran Benih : Benih yang digunakan berukuran berat 30 – 50 gr/ekor atau lebar cangkang (karapas) 3 -4 cm. Ciri –ciri benih yang baik adalah :
* Anggota tubuh yang lengkap
* Menunjukkan tingkah laku untuk menghindar atau melawan bila akan dipegang
* Warna cerah hijau kecoklatan atau coklat kemerahan.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dengan padat tebar rasio perbandingan jantan dan betina 1 : 1 berkisar antara 1 -2 ek/m2. Untuk menjamin benih bebas dari parasit sebaiknya direndam dengan desinfektan ( formalin 200 ppm selama 30 menit). Kemudian benih disebar merata dengan cara melepas ikatan satu per satu.


Pemberian Pakan : Kegiatan pemberian pakan meliputi : (1) memilih jenis pakan yang sesuai dengan kebutuhan, (2) cara pemberian pakan, (3) dosis pakan, (4) teknik sampling. Jenis pakan untuk budidaya kepiting adalah pakan alami seperti bentos dan cacing, untuk pakan buatan dapat diberikan ikan rucah atau pellet.

Gambar 3. Pakan Ikan Rucah
Khususnya untuk pakan ikan rucah, daging kerang dan hancuran daging siput dilakukan dengan cara memberikan ikan setengah kering dengan kadar air berkisar 30 – 40 %. Jumlah pakan diberikan disesuaikan dengan kebutuhan, dapat dilihat dari sisa pakan yang tidak termakan. Jika pakan dimakan seluruhnya, maka pemberian pakan selanjutnya sebaiknya ditambah.


Pengendalian hama dan penyakit : Tindakan pengendalian dapat dilakukan dengan cara pergantian air yang cukup, pengapuran secara rutin dan penyaringan air pasok dan pemberian feed aditive (vit. C 2-4 gr/kg pakan, bawang putih 15 – 20 gr/kg pakan secara periodik. Penggunaan obat-obatan kimia (pabrik) merupakan alternatif paling akhir jika dengan cara pencegahan tidak berhasil.

PANEN DAN PASCA PANEN
Panen kepiting biasanya dilakukan setelah masa pemeliharaan mencapai 4-5 bulan, dengan ukuran 3-4 ekor/kg. Cara panen kepiting dari kurungan bambu dengan menggunakan seser atau rakkang. Pasca panen dengan mengikat kaki dan capit kepiting dengan tali secara individu. Produk hasil panen ditempatkan di wadah yang berlobang-lobang dengan dialasi pelepah pisang yang dibasahi iar laut guna mempertahankan tingkat kelembaban, selanjutnya kepiting dapat dipasarkan langsung ke pengumpul dalam keadaan hidup



Gambar 4. Kepiting yang siap dipasarkan


ANALISA USAHA
Perhitungan biaya dan pendapatan usaha budidaya kepiting dihitung berdasarkan :
1. Luas lahan 5000 m2 ( ½ Ha )
2. Produksi 1 ton/musim tanam
3. frc 1 : 1,5
4. Pemeliharaan 2 musim tanam
5. harga jual Rp 25.000/kg
6. sr 50 %
7. berat rata-rata 200 gr/ekor Biaya tetap ( 1 Musim Tanam )
8.

Biaya Tetap ( 1 musim tanam )
 



Biaya Operasional 1 musim tanam
  • BIAYA TOTAL 1 MT = Rp 1.250.000 + Rp 69.650.000 = Rp 70.900.000,-
  • HASIL PENJUALAN = Rp 4.000 KG X Rp 25.000 = Rp 100.000.000,-
  • PENDAPATAN 1 MT = Rp 100.000.000 – Rp 70.900.000 = Rp 29.100.000,-

Jumat, 24 Juni 2011

MANAGEMEN USAHA PERIKANAN AIR TAWAR

Dalam usaha dibidang Budidaya ikan Air tawar terkadang banyak mengalami berbagai kendala, walaupun dalam istilah teori itu sebenarnya mudah.
sering kali kita mendengar keluhan dari masyarakat petani kita yang menyampaikan persoalannya, kenapa ikan lambat besar, kenapa napsu makan berkurang, dan kenapa seringkali terjadi kematian pada usaha budidaya ikan.
pada dasarnya ikan lambat besar itu karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti:

- ikan tidak diberikan makanan tambahan yg cukup
- ikan lambat besar, walaupun dikasih makan kadang napsu makan ikan itu sendiri berkurang, karena faktor keasaman air itu sendiri sehingga malas bagi ikan utk makan, dan akhrnya lambat besar, itu semua harus diatasi dengan proses pengapuran, pengapuran dimaksudkan untuk menatralisirkan keasaman PH dan kita naikkan melalui proses pengapuran tersebut, sehingga dg ph yg cukup dan tidak asam maka selera makan ikan bertambah, tinggal kita sebagai pelaku usaha yg harus tekun utk memberikan makanan tambahan sebagai langkah terbaik yg merupakan cara untuk membesarkan ikan.
- Ada juga persoalan lainnya yg mengakibatkan ikan lambat besar, bahkan tidak mau besar pertumbuhannya, itu sudah pasti disebabkan karena faktor bibit itu sendiri, artinya bahwa bibit yang diperoleh itu berasal dari induk ikan yg tidak bagus .
induk ikan yg terlalu tua usianya, memang menghasilkan benih yg cukup banyak, akan tetapi untuk anak ikan sebagi benih atau bibit akan lambat dan tidak mau besar. oleh karena itu dalam memilih bibit ikan sebaiknya kita harus tahu, kemana kita akan membeli bibit yg bagus, dan apakah penjual bibit itu benar-benar bisa dipercaya atau sebaliknya. karena dengan pembelian bibit ikan yg kita tidak tahui asal-usulnya induk itu sendiri kita akan tertipu. dan dalam agrobisnis kalu kita membeli induk ikan harus induk yg benar-benar melalui proses seleksi yg bagus dan memenuhi kriteria sebagaimana mestinya.
salam ................


Minggu, 05 Juni 2011

BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG DI KOLAM TERPAL


dan unutk membuat kolam terpal itu disesuaikan dengan selera anda


Artikel ini saya tuliskan untuk menjawab pertanyan pak Hendri SSK, atas pertanyaannya, mudah2an ini bisa memberikan jawaban kepada pak hendri yg ingin melaksanakan budidaya ikan lele sangkuriang di kolam terpal……..demikian juga untuk teman yang lain dimanapun berada, semoga ini bermanfaat, .. salam saya



BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG DI KOLAM TERPAL



Budidaya lele akhir-akhir ini sangat marak di tengah-tengah masyarakat baik dari kalangan menengah keatas. Para pebisnis atau pengusaha besar ternyata banyak juga yang mula-mula hanya sekedar iseng atau coba-coba ternyata mereka mencoba untuk budidaya ikan yang berkumis hasilnya dapat diperhitungkan.


Ikan lele dahulu hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang sekarang tebar benih dan untuk lebaran atau hari-hari istimewa mereka gunakan. Tapi sebaliknya zaman telah berubah untuk kebutuhan sandang papan dan pangan pun sangat terasa dibutuhkan dalam kelangsungan hidup sebagai manusia yang dikenal makhluk sosial, bukan pangan saja yang diraih tapi juga ekonomi yang mereka tuju. Perekonomian keluarga yang minim serta kebutuhan yang seabreg-abreg kita dipaksa untuk mendapatkannya. Untuk itu saya mengajak anda untuk membuka mata dan fikiran guna mencapai nilai-nilai yang kita butuhkan sedikitnya dapat membantu kebutuhan dapur anda. Orang malas hanya bisa berkomentar tapi orang sukses berani menginvestasikan kemampuannya utuk berani mencoba, hal nya dalam membudidayakan ikan berkumis ini mungkin dapat menjadi inspirator usaha anda, untung kecil yang penting ulet dapat menggigit juga!. Untuk bahan kajian usaha ini saya akan bercerita sedikit pengalaman dalam budidaya ikan berkumis ini.



Tiga bulan lalu saya melihat lahan rumah saya kok banyak tumbuh rumput dan ilalang yang menurut saya tidak ada manfaatnya, saat itu saya merenung dan mencoba untuk bisa di manfaatkan tanah yang tidak begitu luas tapi dapat menghasilkan income saku kering saya. Gak kelamaan mikir gonjang ganjing putar puter bolak balik ini istilah ki joko bodo muncullah ide bikin kolam, tapi saya berfikir untuk tidak merusak tanah ini?? sempat tanah ini saya gali mbah bisa murka!!! Baik saya akali membuat kolam terpal yang pembuatan kolam ini tidak terlau mahal serta bahan bakunya pun gampang didapat seperti bambu untuk patok dan untuk reng-reng samping kolam setelah itu baru kita gelar terpal.

Bahan-bahan yang di perlukan dalam pembuatan kolam terpal (dengan ukuran kolam saya 3x7 meter persegi):
1. Bambu
2. Paku dan kawat
3. terpal ukuran 6x10 meter2
4. Pipa paralon dan knee
5. Kapur yang biasa kita gunakan untuk mencat pagar
6. Kotoran ayam/sapi/kambing untuk pemupukan kolam

Setelah bambu di ukur tinggi tiang kurang lebih tingginya 1,5 meter ditancapkan dan dibuat rangka segi empat dengan ukuran 3x7 meter seperti gambar diatas, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan terpal dan jangan lupa pemasangan pipa paralon yang telah di bentuk "L" guna masuk dan keluarnya air paralon ini bsa dipasang di pinggir, disudut, maupun di tengah kolam itu terserah anda yang menentukan. Setelah pembuatan kolam selesai tahap berikutnya kolam dicat kapur kemudian dibilas bersih sebanyak 2x ini guna menghilangkan zat-zat racun yang ada di terpal kemudian dikeringkan kolam tersebut. Langkah berikutnya pengisian air dengan ketinggian kurang lebih 50 cm kemudian rendam 1/4 karung 25 kg selama 1 jam, setelah itu kolam diendapkan selama kurang lebih 3 hari ini bertujuan agar organik-organik tumbuhdi kolam terpal yang nantinya sebagai makanan tambahan benih ikan lele sangkuriang dalam pembesarannya. 3 bulan yang lalu saya tebar benih ukuran 7-9 cm dan bulan kemarin tepatnya 2 bulan saya bisa panen dan alhamdulillah terasa becek dompet saya serta bisa tambah kolam satu lagi. sekarang saya tebar kembali kolam lama dan kolam baru saya dengan lele sangkuriang dengan total jumlah kolam 3x7 meter2 sebanyak 2100 ekor dan kolam baru ukuran 3x5 di isi benih jumlahnya 1500 ekor, yang rumusannya 1x1 meter persegi isi max 100 ekor.


Mengapa memakai bibit lele sangkuriang?

Saya belajar dari pengalaman orang dan mencari informasi dari mulut kemulut dan saya buka internet untuk mencari bibit lele yang termasuk unggulan. Dahulu kita pernah lele Dumbo yang sempat tenar namanya dibandingkan lele lokal yang pertumbuhannya lebih cepat sekitar 3 s/d 4 bulan bisa merasakan panen. Tetapi ternyata sekarang muncul lele varietas baru yaitu Lele Sangkuriang, yang berasal dari sukabumi. Lele ini bisa berkembang biak di daerah dingin maupun panas, untuk ikan ini sangat tahan penyakit sehingga perentase kematiannya hanya 10%. Lele Sangkuriang sekarang namanya sudah mulai dikenal banyak orang seperti di priangan contohnya garut, tasikmalaya, ciamis, banjar dan sampai di daerah jawa seperti di bogor, bandung, cianjur, cirebon, sumedang, kuningan dan indramayu sudah mulai banyak membudidayakan ikan berkumis yang kita kenal "Lele Sangkuriang" si lele bandel dalam tingkat pertumbuhannya. Patut kita ketahui karakter ikan ini sangat tahan penyakit dalam bertelur bisa menghasilkan telur 6000 buah dan untuk dumbo hanya 4000 buah, untuk pakan bisa kita tekan sehingga kita dapat mendapat hasil yang memuaskan dengan masa panen cukup dengan waktu 2 s/d 3 bulan.


Untuk itu kami akan memberikan membantu rekan-rekan dalam memenuhi kebutuhan benih pembesaran lele sangkuriang. Untuk ukuran yang kami sediakan pada umumnya antara lain:

1. UK 3-5 cm = @ Rp. 300.-, / Ekor
2. UK 5-7 cm = @ Rp. 400,- / Ekor
3. UK 7-9 cm = @ Rp. 500,- /Ekor
4.  UK 9-12 cm = @ Rp. 750,-/ Ekor

*. Biaya ini dan hanya ditempat, belum termasuk ongkos kirim.
Kalau ditempatku mungkin jauh, tapi bisahubungi  (a.n Wawan), di http://wawandriya-cakra.blogspot.com/2010/08/budidaya-ikan-lele-sangkuriang-di-kolam.html

Kami hanya bisa memberikan inspirasi dalam usaha anda, baik usaha kecil, menengah atau sampai besar. Mudah-mudahan informasi ini akan bermanfaat bagi pembaca dan dapat membuka fikiran yang semula tidak terfikir dan sudah membaca ini akan timbul ide yang lebih cemerlang. Saya akan selalu menunggu kabar sukses anda dalam usaha budidaya ikan lele sangkuriang. Sekali lagi saya ucapkan mohon maaf apabila ada salah dalam tuturkata yang tidak berkenan di hati rekan-rekan CUM (Cakra Usaha Mandiri) saya ucapkan Selamat danSUKSES!!!, jika ingin mendetail mengenai budiodaya secara jelas silahkan klik dibawah ini

Sumber: Wawan Dirya ST,
http://wawandriya-cakra.blogspot.com 


Sabtu, 12 Maret 2011

ikan sidat

Ikan Sidat Komoditas Potensial 
Ikan sidat ditemukan di perairan laut, payau dan air tawar dengan penyebaran di dunia 18 spesies, 12 spesies di antaranya tersebar di perairan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia yang dianggap sebagai daerah asal-usul (home land) dari jenis Anguilidae (ikan sidat dunia).
Ikan sidat mempunyai siklus hidup reproduksi yang unik dan rumit, di mana ikan sidat dewasa yang telah matang gonad akan bermigrasi ke laut dan berpijah di kedalaman laut lebih dari 300 m. Setelah telur menetas, larva sidat (leptocephalus) yang berbentuk seperti pita transparan, akan terbawa oleh arus laut dan kembali ke perairan pantai. Sebelum memasuki perairan pantai, larva akan bermetamorfosa menjadi glass eel. Hingga berumur sekitar 5-7 bulan, glass eel akan terbawa oleh air pasang surut, memasuki perairan estuari, sungai dan berkembang menjadi elver. Sekitar 1-3 tahun, elver akan tumbuh dan berkembang menjadi sidat dewasa, di mana setelah matang gonad, akan kembali ke laut untuk berpijah. Semua sidat berpijah hanya sekali dan kemudian mati. Durasi hidup ikan sidat cukup panjang bisa mencapai 10-20 tahun, namun ini tergantung dari jenis dan lokasi.

Benih Sidat Tatelu
Ikan sidat telah mulai dibudidayakan di negara-negara maju seiring dengan peningkatan permintaannya dari waktu ke waktu. Sebut saja Jepang dan Eropa yang mulai merintis usaha tersebut. Bahkan di China, budidaya ikan bernama latin Angguila sp.ini telah berlangsung lebih dari dua dasawarsa terakhir. Kendati demikian, upaya itu belum bisa memenuhi semua permintaan sidat.
Peluang inilah yang kini tengah diupayakan Indonesia, menjadi pemasok sidat di dunia. Ini bukan tanpa dasar karena potensi pengembangan budidaya sidat di tanah air sangat besar. Bayangkan saja, selain didukung dengan potensi lahan juga terdapat dua spesies sidat dengan ketersediaan benih alam yang melimpah. Kedua spesies tersebut adalah Agguilla bicolor dan Angguilla marmorata. Jenis pertama mempunyai karakteristik pertumbuhan lebih cepat dan berwarna putih kehitaman. Sedangkan Angguilla marmorata pertumbuhannya lambat tetapi berukuran besar dan disukai konsumen di China.



Namun, pengembangan sidat di bumi pertiwi terkendala penyediaan benih (fingerling) yang sudah siap tebar dalam jumlah besar. Sebab usaha tersebut memerlukan penanganan mulai dari adaptasi terhadap air tawar, pakan buatan dan pertumbuhan untuk mencapai stadia sidat muda atau fingerling. Kendala lain adalah prasarana budidaya, yaitu penyediaan sarana kolam yang harus menggunakan konstruksi permanen untuk mencegah sidat lolos dari kolam. Disamping itu juga membutuhkan sarana air mengalir dan aerator untuk menjaga agar kandungan oksigen bisa memenuhi syarat hidup dan pertumbuhan sidat.

Faktanya, sampai saat ini produksi benih sidat secara artifisial belum bisa dilakukan karena proses reproduksi ikan ini tergolong rumit dan unik. Ikan sidat yang berukuran besar di air tawar tidak bisa mengalami proses pematangan gonad atau produksi telur bila tidak bermigrasi ke laut. Secara alamiah, pemijahan sidat berlangsung di perairan laut dalam yang masih misterius hingga saatP ini. Sementara benih-benih (stadium glass eel) bermigrasi ke perairan tawar melalui muara-muara sungai pada saat bulan gelap.

Beberapa wilayah menunjukkan adanya migrasi benih tersebut. Misalnya Sulawesi Utara. Yaitu di Amorang Kab. Minahasa Selatan, Poigar di Kab. Bolmong dan Inobonto di Kab. Bolmong. Keberadaan benih-benih itu bisa dimanfaatkan sebagai sumber benih alam.

Untuk benih alam yang berukuran sangat kecil umumnya baru mencapai stadium glass eel maupun elver. Tahapan ini membutuhkan perkembangan lebih lanjut untuk mencapai stadium sidat muda. Sedangkan benih yang besar di perairan alami tidak banyak yang bisa hidup (survive) akibat ancaman pemangsa, perubahan kondisi perairan yang kian tercemar dan banyaknya kegiatan konstruksi di perairan yang mengurangi peluang keberlangsungan hidup benih.

Karena itu upaya yang dibutuhkan untuk menyelamatkan benih-benih tersebut adalah melakukan perawatan (nursery) secara khusus sehingga keberlangsungan hidupnya menjadi besar. Caranya antara lain melalui upaya penangkapan benih pada bulan gelap di muara sungai. Hal itu memungkinkan penyediaan benih dalam jumlah besar meski masih memerlukan upaya penanganan hingga mencapai stadium dan ukuran yang siap dibesarkan di kolam budidaya secara efisien. Sebagai kunci keberhasilan awal pengembangan budidaya sidat adalah kemampuan menyediakan benih siap tebar. Untuk itu harus bisa menjamin tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi dari hasil pengumpulan benih alam yang berukuran sangat kecil.

Tahapan-tahapannya sebagai berikut. Pertama adaptasi untuk mendapatkan glass eel yang bisa hidup di air tawar dan responsif terhadap pakan formula. Kemudian penyesuaian air media dengan penurunan kualitas secara bertahap dan adaptasi pakan hidup (cacing diubah menjadi pakan buatan). Ke dua, penumbuhan elver agar menjadi sidat muda elver yang adaptif. Untuk itu dibutuhkan 3 hal yaitu manajemen kualitas air yang memungkinkan kondisi air cepat bersih dan kaya oksigen, memacu asupan pakan melalui penyediaan pakan dengan aktabilitas tinggi dan gizi berimbang serta ke tiga dengan grading ukuran (sortasi) antara individu yang berukuran besar dan kecil. Benih yang siap tebar di kolam harus memenuhi syarat. Yakni ukuran mencapai lebih dari 5 gr/ekor) serta memiliki rasio lebar badan dan berat panjang tidak kurang dari 1,4 cm x 9 gr x 17 cm.


Sidat Jadi Primadona



Ikan sidat (Anguilla sp) mungkin tidak di kenal banyak orang di sini. Tapi, dia berbagai negara ikan sidat njadi makanan primadona yang harganya sangat mahal. Sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing aggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi, dengan harga sangat mahal. Dan sidat inilah menjadi salah satu primadona yang terus dikembangkan dan diteliti di BLUPPB Karawang.

Guna melihat secara langsung komoditi ini, belum lama ini Pusat Data Statistik, dan Informasi (Pusdatin) menyelenggarakan Kunjungan Pers Komuditas Wartawan Kelautan dan Perikanan (Komunikan) ke balai ini. Dihadapan 30 wartawan ibukota, IMade Suitha, Kepala BLUPPB Karawang menjelaskan budidaya ikan sidat di Indonesia baru dimulai sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang.

“Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat diBLUPPB Karawang,”jelasnya.
Sekarang, pengenbangan budidaya ikan sidat di Pandu Karawang sangat berhasil. Kendati Jepang dan Thailand cukuip lama membudidayakan, kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.

BLUPPB Karawang, menurutnya, siap memberikan batuan dalam bentuk teknologi budidaya bagi masyarakat yang ingin berwirausaha. Saat ini, beberapa kelompok masyarakat dan perorangan telah melakukan pembudidayaan ikan sidat di tambak Pandu Karawang,

“Kami menyediakan lahan yang bisa disewa maksimal dua tahun. Setelah itu mereka harus mandiri, untuk memberi kesempatan pada masyarakat lain yang ingin belajar budi daya ikan sidat,” jelasnya.

Sidat kini menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat besar. Ekspor ikan sidat teutama ke Mancau, Taiwan, Jepang, China dan Hongkong, Potensi pasar negara lain yang belum digarap antara lain Singapura, Jerman, Italia, Belanda dan Amerika Serikat.

Harga ikan sidat memang sangat menggiurkan, di tingkat petani ikan sidat utuk elver dijual mencapai Rp 250 ribu per kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp. 20 ribu sampai Rp. 40 ribu per kg,sedangkan ukuran konsumsi lebih dari 500 gram untuk jenid Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp. 75.000/kg, jenis Anguilla marmorata Rp. 125 ribu Rp. 175 ribu per kg.

Sidat juga banyak keunggulan, diantaranya terdapat kandungan vitamin A, kandungan EPA rata-rata lebih tinggi DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atautenggiri 748 mg/100 gram.

Sumber :
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Informasi Pasar Dunia

PEMBENIHAN LELE DUMBO

PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO

I. PENDAHULUAN
Salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar.


II. Sistematika
Philum Chordata, Kelas Pisces, Anak Kelas Telestei, Bangsa Ostariophysi, Anak Bangsa Siluridae, Suku Claridae, Marga Clarias dan Jenis Clarias gariepinus.

Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Lele dumbo banyak ditemukan di rawa-rawa dan sungai di Afrika, terutama di dataran rendah sampai sedikit payau. Ikan ini mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup dalam air yang oksigennya rendah.
Lele dumbo termasuk ikan karnivora, namun pada usia benih lebih bersifat omnivora. Induk lele dumbo sudah dapat dipijahkan setelah berumur 2 tahun dan dapat memijah sepanjang tahun.
- Tanda induk betina: tubuh lebih pendek, mempu- nyai dua buah lubang kelamin yang bentuknya bulat.
- Tanda induk jantan: tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.

III. PEMBENIHAN
Saat ini lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara alami. Namun demikian banyak orang yang lebih suka memijahkan dengan cara buatan ( disuntik ) karena penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih tepat.
A. Pematangan Gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 - 200 m2 dengan kepadatan 2 - 4 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 persen/hari dari berat tubuhnya. 

B. Seleksi Induk
- Seleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan.
- Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan kadang-kadang apabila dipijit kearah lubang kelamin, keluar telur yang warnanya kuning tua.
- Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelaminnya agak kemerahan

C. Pemberokan
- Pemberokan dilakukan dalam bak seluas 4 - 6 m2 dan tinggi 1 m, selama 1 - 2 hari.
- Pemberokan bertujuan untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad.
- Setelah diberok, kematangan induk diperiksa kembali.

D. Penyuntikan
- Induk betina disuntik dengan larutan hipofisa ikan mas sebanyak 2 dosis (1kg induk membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan 1/2 dosis atau ovaprim 0,3 ml/kg.
- Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung.

E. Pemijahan / Pengurutan
- Apabila akan dipijahkan secara alami, induk jantan dan betina yang sudah disuntik disatukan dalam bak yang telah diberi ijuk dan biarkan memijah sendiri.
- Apabila akan diurut, maka pengurutan dilakukan 8 - 10 jam setelah penyuntikan.
- Langkah pertama adalah menyiapkan sperma: ambil kantong sperma dari induk jantan dengan membedah bagian perutnya, gunting kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dalam gelas yang sudah diisi NaCl sebanyak 1/2 bagiannya. Aduk hingga rata. Bila terlalu pekat, tambahkan NaCl sampai larutan berwarna putih susu agak encer.
- Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian perut ke arah lubang kelamin sampai telurnya keluar. Telur ditampung dalam mangkuk plastik yang bersih dan kering. Masukan larutan sperma sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata. Tambahkan larutan NaCl agar sperma lebih merata. Agar terjadi pembuahan, tambahkan air bersih dan aduklah agar merata sehingga pembenihan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan lagi air bersih kemudian dibuang. Lakukan 2 - 3 kali agar bersih.
- Telur yang sudah bersih dimasukkan kedalam hapa penetasan yang sudah dipasang di bak. Bak dan hapa tersebut berukuran 2 m x 1 m x 0,4 m dan sudah diisi air 30 cm. Cara memasukan, telur diambil dengan bulu ayam, lalu sebarkan ke seluruh permukaan hapa sampai merata. Dalam 2-3 hari telur akan menetas dan larvanya dibiar- kan selama 4-5 hari atau sampai berwarna hitam. 

E. Pendederan
~ Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir
~ Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor kedalam tong, kemudian disebarkan ke seluruh pematang dan dasar kolam. Dosisnya 250 - 500 g/m2.
~ Pemupukan menggunakan kotoran   ayam dengan dosis 500 - 1.000 gr/m2.. Kolam di isi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari, disemprot dengan organophosphat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari.
~ Benih ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 - 200 ekor/m2.
~ Pendederan dilakukan selama 21 hari. Pakan tambahan diberikan setiap hari berupa tepung pelet sebanyak 0,75 gr/1000 ekor.


IV. PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifiliis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/l.


Sumber:
http://bbat-sukabumi.tripod.com/lele.html

Mari kita makan ikan lele

Mari Makan Ikan Lele


Ibu Negara Ani Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh orang tua di Indonesia untuk mengenalkan ikan sebagai makanan terbaik untuk anak. Kandungan protein tinggi yang terdapat dalam ikan, bisa membantu meningkatkan kecerdasan anak.

“Kita harus mengenalkan ikan sejak dini kepada anak kita supaya mereka senang mengonsumsi ikan karena sumber protein yang dibutuhkan tubuh, khususnya otak. Pola berpikir kita harus diubah, bahwa ikan adalah makanan terbaik,” kata Ani Yudhoyono, saat membuka Festival Raya Lele Nusantara, di Jakarta, Sabtu (19/6).

Atas dasar itulah, Ibu Negara berjanji untuk mengajarkan cucunya yang baru semata wayang, Almira Tunggadewi Yudhoyono, untuk gemar makan ikan, khususnya lele, sejak dini “Saya punya cucu satu. Nanti sejak dini akan saya ajarkan gemar makan ikan lele. Tapi,nanti kalau usianya sudah mulai lima tahun,” kata Ny .Ani.

Kajian ilmiah membuktikan, ikan memiliki protein yang lebih tinggi ketimbang makanan lain. Sebagai gambaran, ikan bandeng memilki kandungan protein sebesar 21,7 persen, ikan lele 17 persen dan ikan mas 16 persen. “Tidak heran, kenapa orang Jepang terkenal cerdas, karena mereka senang mengonsumsi ikan sejak balita,” kata Ibu Negara.
Kondisi di negeri Sakura tersebut, berbanding terbalik dengan Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, masyarakat Indonesia termasuk yang paling rendah mengonsumsi ikan. Itu sangat ironis, jika melihat kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. “Dengan kondisi geografis seperti ini, seharusnya masyarakat Indonesia Iebih banyak lagi mengonsumsi hasil laut, terutama ikan yang banyak proteinnya,” katanya.
Ibu Negara memaklumi, bisa jadi belum banyaknya warga Indonesia makan ikan disebabkan karena ikan laut identik dengan harga yang mahal. Namun, itu bukan alasan untuk tidak mengonsumsi ikan. “Ikan air tawar pun tidak kalah enak dan murah. Ada ratusan jenis ikan air tawar yang layak untuk dikonsumsi, karena kita punya banyak sungai dan lainnya. Kita harus syukuri, bahwa kita dikasih Tuhan kekayaan alam yang luar biasa, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya, kata Ibu Negara.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad mengatakan, rata rata konsumsi ikan masyarakat Indonesia pada tahun lalu sekitar 10 kilogram per kepala. Itu masih jauh tertinggal dengan Malaysia yang masyarakatnya mengonsumsi Ikan sekitar 55,5 kg/kepala. “Adapun Jepang lebih tinggi lagi, sekitar 140 kg. kepala,” kata Fadel.
Fadel menegaskan, pihaknya menargetkan produksi ikan Iele sekitar 1 juta ton pada 2015 itu  paten ketimbang produksi tahun ini yang mencapai “ton. “Budidaya ikan lele dapat diusaha kan dalam drum atau gentong hingga dapat menjadi usaha produk.nilai gizi 1 peningkatan ketahanan pangan keluarga,* kata Fadel.

Dala kementerian Kelautandan Perikanan (KKP) menunjukkan, rata rata konsumsi lele tahun lalu mencapai 2,3 kg kepala. Hal itu meningkat ketimbang konsumsi tahun sebelumnya yang sekitar 0,67 kg kepala kita menargetkan produksi ikan lele sebesar KM) ton pada 014, meningkat sekitar persen ketimbang produksi tahun lalu yang mencapai M ton.
Menurut Fadel, meskipun lele masih dianggap sebagai ikan yang kurang menarik, namun budi daya ikan lele paling banyak diusahakan oleh umum meningkat dalam beberapa tahun terakhir “Budi daya ikan lele dapaltdi usahakan dalam drum atau gentong sehingga dapat menijadi alternatif usaha perbaikan gizi atau peningkatan kebutuhan pangan keluarga.” kata FadeL

Sumber :
Jurnal Nasional 20 Juni 2010,hal.1
http://benihikan.net/category/pengolahan/

perkembangan ikan jelawat di Indonesia

Sebagian orang mungkin tidak mengenal ikan jelawat dan memang ikan ini belum begitu popular dibandingkan ikan air tawar lainnya. Padahal ikan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan ikan asli di wilayah perairan Indonesia utamanya di daerah Sumatera dan Kalimantan. Harga ikan jelawat ditingkat pembudidaya cukup tinggi. Sekilogram ikan jelawat konsumsi berdasarkan laporan statistic perikanan budidaya Berkisar 25.000 – 35.000.

Ikan jelawat pada dasarnya memiliki rasa yang enak dan gurih seperti halnya ikan air tawar lainnya ( gurame, nila, lele )namun sebagian orang tidak menyukai ikan ini karena memiliki duri yang sangat banyak. Kabar terbaru ada beberapa pengusaha yang dapat menjual ikan jelawat tanpa duri dengan teknik cabut duri sehingga ikan jelawat dapat dinikmati tanpa khawatir terhadap durinya.
Kandungan ikan jelawat seperti pada umumnya ikan air tawar memiliki kandungan protein dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Proteinnya memiliki komposisi asama amino yang cukup lengkap dan mudah dicerna. Oleh karenanya ikan termasuk jelawat merupakan pilihan tepat untuk diet.
Ikan jelawat selain dapat dijadikan ikan konsumsi juga dapat dijadikan ikan hias. Negara Malaysia menjadikan ikan jelawat sebagai ikan hias dan sangat popular di sana. Ikan ini bersifat omnivore namun memiliki kecenderungan herbivore karena itu ikan ini dapat diberikan pakan berupa sayuran dalam campuran pakan pellet.
Budidaya ikan jelawat perlu dikembangkan karena prospeknya yang baik. Pembudidayaan ikan jelawat pada dasarnya sudah berkembang di wilayah Indonesia namun karena terkendala benih yang masih mengandalkan benih alam, perkembangan budidayanya masih terbatas pada beberapa wilayah saja. Daerah yang telah mengembangkan budidaya ikan jelawat antara lain provinsi Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Sebagian besar budidaya jelawat dilakukan dalam wadah karamba yang diletakkan di tepian sungai. Pembudidayaan ikan jelawat dipinggiran sungai karena habitat ikan jelawat yang berada di sungai-sungai besar Indonesia. Walaupun beberapa daerah mengembangkan budidaya ikan jelawat dalam wadah karamba, adapula yang membudidayakan ikan jelawat dalam kolam.
Produksi ikan jelawat hasil budidaya cukup menggembirakan. Berdasarkan buku statistic perikanan budidaya Indonesia yang dipublikasikan oleh Ditjen Perikanan Budidaya, pada tahun 2005 produksi ikan jelawat mencapai 1.569 ton, tahun 2006 naik menjadi 2.608 ton lalu tahun 2007 sebesar 3.360 ton. Sempat turun sedikit produksinya pada tahun 2008 sebesar 3.287 ton kemudian naik lagi produksinya pada tahun 2009 menjadi 4.812 ton. Perkmbangan produksi ikan jelawat secara nasional yang cukup baik adalah provinsi Riau. Sebagian besar produksi ikan jelawat nasional hasil budidaya berasal dari provinsi ini. Pada tahun 2009 saja produksi ikan jelawat provinsi Riau sebesar 3.628 ton dari total produksi nasional yang sebesar 4.812 ton.
Secara morfologi ikan jelawat memiliki bentuk tubuh memanjang dan bulat. Bentuk kepalanya agar mendatar disebelah bagian atasnya dengan bentuk mulut berukuran sedang. Punggungg ikan ini memiliki ciri warna perak kehijauan dan bagian perutnya berwarna putih keperakan. Sirip dada dan perutnya memiliki warna merah dan terdapat dua pasang sungut.
Perbedaan ikan jelawat jantan dan betina dapat mudah dilihat ketika ikan matang gonad adalah sebagai berikut :
1. Induk betina yang matang gonad bercirikan:
perut agak gendut;
Belakang sirip dada halus;
gerakan lamban dan
antara sirip dada kiri dan kanan lembek dan agak melengkung
lubang kelamin kemerahan.
2. Sedangkan tanda induk jantan :
Perut langsing.
Sirip dada terasa lebih kasar bila diraba
gerakan lincah,
lubang kelamin kemerahan, bila dipijit ke arah lubang kelamin, keluar cairan berwarna putih.
Ikan jelawat yang memiliki nama ilmiah Leptobarbus hoeveni ini teknik budidayanya sangat mudah. Pembesaran ikan jelawat dilakukan di kolam tanah dilakukan dengan cara :
Kolam dengan ukuran 500 m2 ditebarkan 6 – 8 karung pupuk kandang dapat berupa kotoran ayam atau kotoran burung puyuh setelah itu isi air setinggi 40 – 60 cm dan diamkan selama 5 hari. Setalah lima hari masukan 10.000 ekor benih ke dalam kolam pembesaran tersebut. Kemudian beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan. Perlu diperhatikan bahwa air harus dialirkan secara kontinyu. Setelah dua bulan ikan jelawat tersebut dapat dipanen. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 8 ekor per kilogramnya setelah pemeliharaan tersebut.


Sumber : 
Ditjen Perikanan Budidaya
http://benihikan.net/category/perikanan-budidaya/